BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengetahuan mengenai larutan sangat penting, karena
sebagian besar reaksi kimia dan biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama
dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan dapat didefinisikan sebagai
suatu system homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Terdapat banyak tipe larutan yang berlainan.
Salah satunya dapat dibedakan berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus
litrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan
elektrolit. sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan non elektrolit.
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan
elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar
listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari menyala
atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut
ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat
elektrolit.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Menguraikan lebih lanjut tentang larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit.
2. Mengidentifikasi sifat- sifat,
contoh dan penerapan larutan non elektrolit dan elektrolit
3. Menjelaskan penyebab kemampuan
larutan elektrolit menghantarkan arus litirk.
1.3 Manfaat
1.
Memberikan bekal pengetahuan agar dapat mengetahui mengenai larutan non
elektrolit larutan elektrolit.
2.Menambah pengetahuan mengenai larutan non elektrolit dan larutan elektolit.
3. Agar pemakalah dan pembaca dapat menambah wawasannya mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit mengenai sifat – sifatnya dan pentingnya larutan lektrolit untuk kehidupan kita.
2.Menambah pengetahuan mengenai larutan non elektrolit dan larutan elektolit.
3. Agar pemakalah dan pembaca dapat menambah wawasannya mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit mengenai sifat – sifatnya dan pentingnya larutan lektrolit untuk kehidupan kita.
4.Memberikan
pengetahuan agar dapat mengetahui ruang lingkup larutan non elektrolit dan
larutan elektrolit.
1.4 Pembatasan Masalah
1.
Pengetian
larutan elektrolit dan non elektrolit
2.
Sifat – sifat dari
larutan elektrolit dan non elektrolit
3.
Pentingnya larutan
elektrolit
4.
Contoh larutan yang
termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit.
1.5 Perumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
larutan elektrolit dan non elektrolit ?
2.
Bagaimana sifat – sifat
dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
3.
Apakah larutan
elektrolit penting untuk kehidupan kita ?
4.
Apa sajakah contoh
larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Larutan
Dalam kimia, larutan
adalah campuran homogen yang
terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh
larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang
dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula
dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon
dioksida atau oksigen dalam
air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut
dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi
(campuran logam) dan mineral tertentu.
2.2 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi
Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per
juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif,
komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk menyatakan komposisi larutan. Beberapa diantaranya adalah
:
a. Fraksi
Mol (X)
Fraksi mol adalah mol
zat tertentu dibagi mol zat total
XA =
b. Persen
Mol (%)
Persen
mol suatu komponen yang terdapat dalam suatu larutan dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Persen
mol komponen I = Xi
100
Xi = praksi mol komponan i.
c. Molaritas
(M)
Molaritas didefinisikan
sebagai :
Molaritas (M) =
d. Molalitas
(m)
Molalitas didefinisikan
sebagai :
Molalitas (m) =
e. Persen
Berat dan Persen Volume
Konsentrasi
larutan dapat dinyatakan dalam persen berat, dalam hal ini baik pelarut maupun
zat terlarut dinyatakan dalam satuan berat.
Bila
zat terlarut bebentuk cair, akan lebih memudahkan bila dalam menyiapakan
larutan, baik pelarut maupun zat terlarut yang diukur adalah volumenya. Dalam
hal ini konsentrasi dapat dinyatakan dalam persen volume.
f. Mollitas
Volume ( m’ )
Molalitas volume
berarti konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol zat terlarut yang dilarutkan
dalam satu liter larutan.
2.3 Pelarutan
Molekul
komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada
proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat
pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat
terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila
komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu
titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat
terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan
kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat
yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini
terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair
dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan
padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam
Ion
natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air
|
2.4 Larutan ideal
Bila
interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi
antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu
idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum
Raoult, yaitu bahwa tekanan
uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam
larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa
larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang
dapat dianggap ideal adalah campuran benzena dan toluena.
Ciri lain
larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat
terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
Hokum
Raoult
Pada
tahun 1880, Raoult mengemukakan sebuah hukum setelah mempelajari tekanan uap
larutan. Hukum ini berbunnyi “tekanan uap
pelarut (PA) pada permukaan larutan besarnya sama dengan
hasil kali tekanan uap pelarut murni (PAo)
dengan fraksi mol pelarut tersebut didalam larutan (XA). Secara
matematis, hukum ini dapat ditulis :
PA =
XA PAo
Bila zat terlarut juga bersifat mudah
menguap (volatil) sehingga tekanan uapnya dapat diukur, maka tekanan uap zat
terlarut dapat dicari dengan rumus yang serupa, yaitu :
PB =
XB PBo
Bila diasumsikan bahwa sistem hanya
mengandung dua komponen (A dan B), maka tekanan uap total (P) dari sistem tersebut dapat dicapai dengan menggunakan hukum Dalton, yaitu :
P
= PA
PB
P
= XA PAo
XB PBo
Tekanan uap molekul zat terlarut dalam
larutan encer yang non ideal dapat digunakan dengan hokum Henry, yaitu :
Pi
= Xi k
Atau
Pi
= k’m
Pi
= tekanan uap zat terlarut i
Xi
= fraksi mol i
k
= konsentrasi (satuan atmosfer) yang bergantung pada suhu dan sifat pelarut
serta zat terlarut
k’
= konstanta (satuan atmosfer mol -1kg pelarut)
m
= molalitas larutan
2.5 Distilasi
Distilasi
adalah suatu proses dimana suatu cairan pada mulanya diuapkan dan kemudian uap
tadi diembunkan menjadi cairan kembali dengan pendinginan.pengembunan dapat
digunakan untuk memurnikan pelarut. Selain itu, dapat pula digunakan untuk
memisahkan dua atau lebih cairan – cairan yang bersifat misibel selama cairan –
cairan tersebut mempunyai titik didih yang berbeda.
Cara
untuk memisahkan cairan misibel dengan menggunakan distilasi dikenal dengan distilasi fraksional.
2.6 Sifat koligatif larutan
Larutan
cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah
partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari
kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan
uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan
gejala tekanan osmotik.
Kata
koligatif berarti “kumpulan” dan menunjuk pada sekumpulan sifat – sifat umum
yang dimiliki larutan encer. Sifat – sifat umum ini adalah penurunan tekanan
uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis. Semua
sifat – sifat diatas memiliki sesuatu yang sama yaitu semuanya hanya bergantung
pada ukuran ataupun berat molekul zat terlarut.
Sifat
koligatif adalah sifat – sifat yang hanya tergantung pada banyaknya molekul zat
terlarut terhadap jumlah total molekul yang ada.
a. Penurunan
Tekanan Uap
Tekanan uap pelarut
menurun bila dilarutkan zat terlarut kedalamnya :
PA
= XA
PAo
XA
= 1 – XB
PA
= (1 – XB) PAo
PA
=
XB PAo
XB
=
PA
=
Dimana :
PA
=
penurunan tekanan uap
b. Kenaikan
Titik Didih
Pelarut
murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama dengan
tekanan udara luar. Tekanan udara luar yamg dimaksud adalah tekanan atmosfer atau
760 mmHg.
Jika menggunakan
persamaan Clausius – Clapeyron, maka diperoleh :
Ln
Td =
ln
Td = Kd
m
Dimana
:
Kd =
konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas
c. Penurunan
Titik Beku
Bila
suatu zat terlarut yang tidak menguap dilarutkan dalam suatu pelarut, maka
titik beku pelarut akan berkurang.
Dengan
menggunakan penurunan rumus yang sama dengan yang digunakan dalam kenaikan
titik didih , diperoleh bahwa penurun titik beku juga sebanding dengan
konsentrasi zat terlarut (molalitas). Dengan penurunan rumus yang sama dengan
pada kenaikan titik didih akan diperoleh persamaan :
Atau
Dimana
:
Kb = konstanta penurunan titik beku
d. Osmosis
Tekanan
osmosis adalah tekanan eksternal yang harus digunakan untuk menghentikan aliran
pelarut murni kedalam larutan melalui suatu membran semipermeabel.
2.7 Jenis-jenis larutan
Larutan
dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat
terlarut dan pelarutnya. Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan
berdasarkan fase komponen-komponennya.
Contoh larutan
|
Zat terlarut
|
|||
Gas
|
Cairan
|
Padatan
|
||
Pelarut
|
Gas
|
Bau suatu zat padat yang timbul dari larutnya
molekul padatan tersebut di udara
|
||
Cairan
|
||||
Padatan
|
Berdasarkan
kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat
dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan
elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga
dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan listrik.
2.8 Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius,
ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat
ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar
doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam
partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion
positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion
inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa
menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit
mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan
percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa
jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis
yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami
reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl
terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) +
2e-
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai
menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat
menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi,
ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
Contoh larutan elektrolit kuat :
·
Asam,
contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)
·
Basa,
contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida
(Ba(OH)2)
·
Garam,
hampir semua senyawa kecuali garam merkuri
Larutan elektrolit lemah adalah
larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih
terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua
terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya
ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan
reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)
Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah :
CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Contoh
: larutan gula, urea
BAB III
Manfaat Larutan Elektrolit
Manfaat Larutan Elektrolit
Banyak
makanan, minuman, obat-obatan, dan bahan kebutuhan lain yang berupa larutan.
Peranan larutan sungguh sangat penting dalam kehidupan kita.
Kita ketahui bahwa larutan terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Sebagai
pelarut, air tergolong pelarut universal,
karena air mampu melarutkan banyak zat.
Di alam,
sulit dijumpai air yang bersih. Air hujan yang sebenarnya berupa air murni,
begitu turun hujan dan melewati udara, maka airpun sambil bergerak turun,
melarutkan zat-zat kimia yang ada di udara, debu dan bermacam-macam gas.
Sebagai akibatnya, beberapa saat hujan turun, udara makin segar. Kandungan air
dalam tubuh kitapun lebih dari 75%. Banyak zat dalam tubuh kita berupa larutan.
Dalam
tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait dengan
segala mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif enzim,
pembentuk hormon, melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada sel2
tubuh, seperti aktivitas permeabilitas membran sel. selain dibutuhkan untuk
tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan untuk elektrokimia sperti pengisi
pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.
Pengertian Cairan
dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalahmerupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairandan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zatterlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairandan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
danelektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dancairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairaninterstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan didalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel,sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairanserebrospinal, cairan intraokuler,
dan sekresi saluran cerna.
Elektrolit
Utama Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh
terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non
elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan
listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida danasam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++),
Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).Konsenterasi
elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian
yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap
bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah
muatan-muatannegatif harus sama dengan
jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh
baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci dalam
tabel di bawah ini :No. Elektrolit
Ekstraseluler IntraselulerPlasma Interstitial1.
Kation : • Natrium (Na+)
144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
• Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
• Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0• Magnesium
(Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq2.
Anion : • Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
•
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
•
Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
•
Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEqa.
Kation :
a)
Sodium (Na+) :
·
Kation berlebih di ruang
ekstraseluler
·
Sodium penyeimbang cairan di ruang
eesktraseluler
·
Sodium adalah komunikasi antara nerves dan
musculus
·
Membantu proses
keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion sodiumdi tubulus
ginjal : ion hidrogen di ekresikan
·
Sumber : snack, kue,
rempah-rempah, daging panggang.
b)
Potassium (K+) :
·
Kation berlebih di ruang
intraseluler- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
·
Mengatur kontrasi (polarissasi dan
repolarisasi) dari muscle dan nerves.
·
Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan
kismis.
c)
Calcium (Ca++) :-
·
Membentuk garam bersama dengan fosfat,
carbonat, flouride di dalam tulangdan gigi
untuk membuatnya keras dan kuat.
·
Meningkatkan fungsi
syaraf dan muscle.
·
Meningkatkan efektifitas proses pembekuan
darah dengan proses pengaktifanprotrombin
dan trombin- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran,
dll.
Anion :
a) Chloride (Cl -)
:
·
Kadar berlebih di ruang ekstrasel
·
Membantu proses
keseimbangan natrium
·
Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
·
Sumber : garam dapur
b)
Bicarbonat (HCO3 -) :
·
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
·
Bereaksi dengan asam
kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram untuk menurunkan PH.
c)
Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
·
Bagian dari fosfat buffer system
·
Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme
sel
·
Bersama dengan ion
kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
·
Masuk dalam struktur
genetik yaitu : DNA dan RNA.
BAB IV
SOAL DAN PEMBAHASAN
1.15 gr glukosa ditambahkan ke 250 gr air pada
20o C. jika tekanan uap air pada 20oC adalah 17,535 mmHg hitung penurunan tekanan uap relatif air
pada temperatur diatas
karena larutan tersebut encer, hukum Raoult dapat diterapkan.
karena larutan tersebut encer, hukum Raoult dapat diterapkan.
n2 =
n1 =
x2 =
= 5,94 x 10-3
p10
– p1 = ( 5.94 x 10-3 ) ( 17, 535 mm ) = 0,104 mmHg
2.
Hitung tekanan osmosis
yang diperlukan untuk mendorong air dari akar kedaun sebuah pohon papaya yang
tingginya enam meter. dengan menggunakan persamaan
π =
=
π =
maka,
π =
=
( 1.0 g cm-3 ) ( 980.7 cm det-2 ) ( 6
102
cm)
=
588420 g cm-1 det-2
=
588420 dyne cm-2
1 atm =
1.0133 x 106 dyne cm-2
Jadi,
Π =
=
0,58 atm
3. 100 gr urea dilarutkan
dalam 200gr air hitung :
a. Kenaikan titik didih larutan
(
uap = 40. 67 kjmol-1 )
b. Penurunan
titik beku larutan
(
lebur = 6 kj mol-1 )
R = 8,314 J K-1 mol-1
, BM1 18 gr mol-1
Titik
didih T0 = 273.15 + 100 =
373.15 K
Titik
beku T0 = 273.15 K
(
uap = 40. 67 kjmol-1 )
(
lebur = 6 kj mol-1 )
BM2
= 60 gr mo-1
(a).
Titik Didih
M2
=
=
0.833 mol/kg H2O
= 0.512 K kg H2O
/ mol x 0.833 mol/ kg H2O
= 0.426 K
Jadi larutan akan mendidih pada suhu : (
373.15 + 0.43 ) K = 373.58 K
( b ) Titik beku
= -1.86 K kg H2 kg H2O / mol x 0.833 mol / kg H2O
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah
:
1. Larutan
adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut (jumlahnya sedikit) dan zat pelarut (jumlahnya
banyak).
solute (zat terlarut): zat yang berperan
sebagai terlarut dalam jumlah sedikit
solvent (zat pelarut): zat yang berperan
sebagai pelarut dalam jumlah banyak
2. Berdasarkan
daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan
didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan
larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada
gelembung gas.
3. Larutan
elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi sedangkan
larutan non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi atau
reaksi kimia : proses terbentuknya ion positif dan negatif dari suatu zat yang
dilarutkan ke dalam air).
4. Larutan
elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Adanya
larutan elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak dan lampu nyala
terang. Sedangkan elektrolit lemah gelembung sedikit dan lampu nyala redup atau
bahkan tidak menyala. Kelompok larutan elektrolit : larutan garam, cuka dapur,
asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air sumur. Kelompok larutan non
elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan alkohol.
5. Elektrolit ditinjau dari jenis
ikatan, didapatkan senyawa ion, yang berikatan dan
senyawa
kovalen polar yang berikatan kovalen polar.
5.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Demikianlah makalah ini kami susun. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
5.3 Daftar Pustaka
Bird tony.1987.Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk
Universitas.Jakarta.PT Gramedia
Dogra,
S.K, Dogra, S., 1984, Kimia Fisik dan
Soal-soal, Jakarta : UI-Press
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html
LARUTAN%20ELEKTROLIT%20DAN%20NON%20ELEKTROLIT.pdf